Page 1 - Warta 16 Jun 2024
P. 1

Minggu, 16 Juni 2024

       RENUNGAN
                       KESETIAAN BERTUMBUH SETIAP HARI
                            Yehezkiel 17 : 22 – 24  ;  Mazmur 92 : 1 – 4, 12 – 15
                                2 Korintus 5 : 6 – 17  ;  Markus  4 : 26 – 34


               Suatu hari seorang suami pergi berkunjung ke rumah orang tua istrinya. Ketika sampai
       di  rumah  sang  mertua,  si  suami  pergi  melihat-lihat  pekarangan  bunga  yang  ada  disana.
       Ketika ia sedang melihat-lihat, terdapat sebuah bunga yang menarik perhatiannya. Lalu sang
       suami  bertanya  kepada  mertuanya,  “Mah,  bunga  apa  itu?  Kok  bisa  bagus  sekali
       bertumbuhnya?”  Kemudian  mertuanya  menjawab,  “Oh  yang  itu  ya  (sambil  menunjuk
       bunganya)? Itu bunga palsu nak, mamah membelinya supaya mudah merawatnya. Kalau
       palsu kan tetap terlihat bagus walaupun tidak disiram dan dipupuk. Kalau yang asli kadang
       repot harus disiram tiap hari dan diberi pupuk juga.”

            Percakapan  diatas  mungkin  bisa  mengagetkan  sebagian  orang.  Namun  kalau  kita
       melihat  dengan  konteks  kehidupan  kita  sebagai  orang  percaya,  terkadang  kita  menjadi
       seperti “bunga yang palsu” tadi. Tidak jarang kita cenderung berkompromi dengan ketaatan
       dan  kesetiaan  kita  kepada  Tuhan  demi  meraih  apa  yang  ingin  kita  dapatkan  atau  demi
       mempertahankan apa yang menurut kita baik. Jika kita melihat sebuah tumbuhan maka kita
       akan  mengetahui  jikalau  tumbuhan  itu  tumbuh  dengan  baik  maka  itu  adalah  hasil  dari
       kesetiaan  sang  pemilik  dalam  merawat  dan  menjaga  tumbuhan  tersebut.  Sama  halnya
       dengan kehidupan rohani kita, pertumbuhan rohani hanya akan terjadi jikalau kita dengan
       taat dan setia hidup di hadapan Tuhan.

            Ketika  Yesus  memberikan  perumpamaan  tentang  seorang  penabur,  Yesus  sedang
       memberikan gambaran tentang bagaimana sebuah pertumbuhan rohani dapat terjadi. Setiap



         Kerajaan itu seumpama biji sesawi ketika ditaburkan di tanah. Biji itu yang paling kecil dari segala jenis
         benih yang ada di bumi.  Namun, setelah ditaburkan, benih itu tumbuh dan menjadi lebih besar daripada
        segala sayuran yang lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara
                                  dapat bersarang dalam naungannya
                                         (Markus 4 : 31-32)
   1   2   3   4   5   6