Page 2 - Warta 14 Juli 2024
P. 2
yang telah dimateraikan oleh Roh Kudus di dalam kehidupan kita (Ef 1:13). Injil yang kita
terima itu merupakan sebuah jaminan pengharapan yang terus menerus kita bawa hingga
akhir hidup kita.
Jikalau kita dapat melihat kebenaran Allah secara utuh, maka kita akan sepenuhnya
berjalan di bawah pimpinan kebenaran Allah. Namun hal ini tentulah tidak mudah. Ketika
Herodias mendapatkan sebuah teguran dari seorang Yohanes Pembaptis, ia merasa sangat
keberatan dan terganggu dengan kebenaran yang dinyatakan kepadanya. Walaupun ia tahu
bahwa apa yang disampaikan Yohanes Pembaptis adalah sebuah kebenaran, namun ia tidak
mau menerima kebenaran itu (Mark 6:18-19). Sampai pada akhirnya rasa bersalah dan
dendamnya membawa ia untuk menghabisi Yohanes Pembaptis.
Hal serupa juga dialami oleh seorang yang bernama Amazia, seorang imam di Betel.
Pada saat itu Amos menyatakan penglihatan yang ia terima tentang penghakiman yang akan
diberikan Allah kepada bangsa Israel. Ketika penglihatan itu dinyatakan, Amazia mengusir
dan menyuruh Amos untuk pergi. Amos menyadari bahwa penglihatan yang ia terima
merupakan sebuah teguran yang Allah ingin nyatakan bagi bangsa Israel. Namun ketika
teguran itu dinyatakan, imam Amazia memilih untuk menolaknya dan mengabaikan apa yang
Allah nyatakan melalui Amos.
Dari kisah di atas kita dapat menyaksikan bagaimana kebenaran tidak selalu menjadi
hal yang memimpin kehidupan seseorang. Ketika kita hidup di bawah kebenaran Allah, maka
kita akan memiliki sebuah kepekaan untuk selalu mengoreksi diri dan menerima kebenaran
itu. Namun tidak jarang juga kita mungkin merasa kebenaran Allah adalah sebuah pil pahit
yang perlu kita telan. Oleh karena itu kita perlu sepenuhnya tunduk dan menjalani hidup ini
dibawah kebenaran Allah yang sejati.
Dalam kehidupan sehari-hari, kita juga perlu berani menyatakan kebenaran Tuhan
bagi orang-orang yang kita temui. Walaupun mungkin kita akan ditolak, namun kita tetap
perlu menyatakan kebenaran itu karena kita mengasihi mereka. Tentunya kita perlu belajar
bagaimana menyatakan kebenaran itu dengan kasih, bukan dengan penghakiman. Kita
meyakini bahwa Firman Allah merupakan kebenaran yang akan mendidik setiap kita,
mengajar setiap kita dan bahkan menyatakan kesalahan kita (2Tim 3:16). Dengan demikian,
marilah kita dengan setia dan berani untuk menyatakan kebenaran Allah bagi setiap orang
dan menghidupi kebenaran itu sebagai teladan hidup bagi banyak orang. [PT]
Warta Jemaat Minggu, 14 Juli 2024 | 2