Page 1 - Warta 28 Juli 2024
P. 1
Minggu, 28 Juli 2024
RENUNGAN
SOLIDARITAS YANG MENULAR
2 Raja–raja 4 : 42 – 44 ; Mazmur 145 : 10 – 18 ;
Efesus 3 : 14 – 21 ; Yohanes 6 : 1 – 21
Pernahkah saudara merasa bersimpati dengan seseorang atau dengan sebuah
keadaan? Perasaan simpati merupakan sebuah perasaan yang mampu menggerakkan hati
kita terhadap suatu keadaan. Tetapi perasaan yang lebih daripada itu adalah perasaan
empati, karena saat berempati kita mungkin tidak hanya tergerak hatinya tetapi tergerak
juga untuk bertindak. Di minggu yang lalu, kita merenungkan bagaimana Yesus merupakan
Sang Gembala yang berbela rasa terhadap umat-Nya. Hal ini tentunya memberikan sebuah
keyakinan bahwa Allah mengetahui dan mengerti setiap pergumulan dan persoalan yang
dialami oleh umat-Nya.
Bela rasa yang Yesus alami tentunya hadir dari sebuah keadaan dimana Yesus
melihat begitu banyak orang yang mengikutinya. Mereka digambarkan seperti sekumpulan
domba yang tidak memiliki gembala. Namun bela rasa yang Yesus miliki diresponi dengan
sebuah tindakan yang setiap kita mungkin sudah mengetahuinya. Yohanes 6 mencatat Yesus
melakukan mukjizat dengan memberi makan 5000 orang dengan menggunakan lima roti dan
dua ikan. Mukjizat ini mungkin terasa hanya sebatas mukjizat yang wajar untuk dilakukan
oleh Yesus karena Ia adalah Allah. Namun kalau kita melihat konteks pada jaman itu, maka
sesungguhnya kita dapat menemukan mukjizat ini ingin mengajak kita untuk melihat lebih
dalam.
Pada jaman itu, saat seseorang atau sebuah keluarga melakukan perjalanan yang
jauh, biasanya mereka menyiapkan perbekalan untuk dibawa sepanjang perjalanan. Pada
saat orang-orang banyak itu mengikut Yesus, ada kemungkinan setiap mereka memiliki
bekalnya masing-masing. Namun oleh karena mereka ada di dalam jumlah yang begitu
banyak, mereka saling berdekatan satu dengan yang lain. Ada kemungkinan ketika bekal itu
dibuka, muncul perasaan sungkan jika mereka tidak saling berbagi, apalagi bagi mereka yang
tidak memiliki bekal. Oleh karena itu, ketika Yesus melakukan mukjizat-Nya, ia sedang
mendorong sebuah perasaan solidaritas yang dimiliki-Nya untuk dapat dirasakan dan
dialami juga oleh orang banyak yang mengikuti-Nya. Mukjizat lima roti dan dua ikan bukan
hanya sedang menunjukkan kemahakuasaan Yesus sebagai Allah, tetapi menunjukkan juga
kepedulian sang Allah kepada umat yang dikasihi-Nya.