Page 1 - Warta 11 Agustus 2024
P. 1
Minggu, 11 Agustus 2024
RENUNGAN
PERCAYALAH KEPADA ALLAH
1 Raja-raja 19:4-8; Mazmur 34:1-8;
Efesus 4:25-5:2; Yohanes 6:35, 41-51
Di tengah jaman yang kian maju, ada sebagian orang yang berpikir dengan sangat
logis. Tidak hanya untuk memilah mana informasi yang benar atau tidak, namun pada
beberapa kejadian tertentu terkadang sebuah bukti sangatlah diperlukan sebelum akhirnya
memilih untuk percaya akan sesuatu yang beredar. Namun ternyata hal ini juga berdampak
di kehidupan kita sebagai orang-orang yang percaya kepada Tuhan. Ada sebagian orang
percaya yang menjadi sulit untuk percaya kepada Tuhan karena hal-hal yang terjadi di dalam
kehidupannya seolah bertolak belakang dengan janji-janji Tuhan. Ada sebagian orang juga
yang sulit percaya kepada Tuhan jikalau Tuhan tidak memberikan bukti atau menjawab doa-
doanya. Namun apakah hari ini kita membangun rasa percaya kepada Tuhan berdasarkan
hal-hal demikian?
Ketika Yesus mengatakan kepada orang-orang banyak bahwa Dia adalah Sang Roti
Hidup, orang-orang banyak itu tidak percaya kepada-Nya. Mereka merasa mengenal Yesus
yang adalah anak tukang kayu biasa, tidak mungkin Ia adalah seorang yang diutus dari surga.
Bahkan mereka meminta bukti nyata untuk Yesus berikan karena perkataan-Nya. Pada saat
itu Yesus berhadapan dengan orang-orang yang tidak percaya akan keilahian-Nya sebagai
Allah. Sesaat sebelum itu Yesus baru saja menyatakan kuasa-Nya melalui mukjizat-mukjizat
yang Ia lakukan, namun masih banyak orang yang ragu bahwa Yesus adalah Sang Roti Hidup.
Bahkan pada saat itu mereka membandingkan dengan roti manna di jaman nenek moyang
mereka sebagai roti yang memang benar nyata turun dari surga.
Hal yang serupa juga terjadi di dalam perjalanan hidup Elia pada 1 Raja-raja 19. Di kala
itu, Elia baru saja mengalahkan ratusan nabi baal dan membuat mukjizat yang hebat dengan
kuasa Tuhan. Namun ketika ancaman dari Isebel datang, Elia merasa begitu takut dan ia
melarikan diri. Di masa itu Elia merasa sebagai seorang nabi yang gagal. Ia merasa ingin mati
karena apa yang dilakukannya tidak berbuah apapun. Kedua kejadian di atas sesungguhnya
sedang menunjukkan kelemahan kita sebagai manusia yang terkadang gagal untuk selalu
percaya kepada Tuhan. Di saat Tuhan menyatakan rencana-Nya yang ajaib di dalam hidup
kita, tidak jarang kita tetap merasa ragu dan sulit untuk percaya. Oleh karena itu kita perlu
terus beriman dengan teguh kepada Tuhan untuk dapat selalu percaya kepada-Nya.