Page 1 - Warta 15 September 2024
P. 1
Minggu, 15 September 2024
RENUNGAN
MURID YANG SEJATI
Yesaya 50 : 4 – 9 ; Mazmur 116 : 1 – 9 ; Yakobus 3 : 1 – 12 ; Markus 8 ; 27 – 38
Murid adalah orang yang belajar dari gurunya, dan lazimnya berlangsung di sekolah.
Ada murid yang kurang serius menyimak penjelasan guru. Mereka tidak mengerjakan tugas
untuk membangun pemahaman. Sebaliknya, ada murid yang sangat kritis, berani
mengajukan pertanyaan, karena ingin mengetahui jawaban atas soal-soal. Murid demikian
“haus” pengetahuan. Bisa dikatakan sejati.
Dalam perjalanan rohani, kita juga disebut murid TUHAN. Karena itu kita patut belajar
kepada-Nya. Kita perlu mendengar peringatan dan seruan-Nya. Hal demikian diteladankan
nabi Yesaya (Yes. 50:4-9). Ia memberi telinga kepada TUHAN, mendengar pesan-pesan-Nya.
Sebab, nabi itu dipanggil dan diutus menyampaikan beragam pesan kepada umat Israel yang
mengalami pergumulan.
Bisa diduga bahwa nabi Yesaya mempelajari Taurat Musa, dan beragam tulisan para nabi
terdahulu. Ia giat berteduh di hadapan Tuhan. Ia berdoa, menyatakan perasaan dan
sebaliknya, mengajukan permohonan. Nabi Yesaya dapat merasakan bagaimana Roh Tuhan
membimbing dan “memberikan pengajaran” berupa pencerahan, pengertian-pengertian
baru (Yes. 61:1). Dikatakan, “Roh TUHAN ada padaku...!”
Pengalaman serupa diakui Pemazmur. Kasihnya kepada TUHAN bertumbuh karena
belajar setia mendengar petunjuk-petunjuk-Nya (Mzm. 116:1-9). Jika terjadi tantangan
hidup, ia menyatukan hati berseru kepada-Nya, memohon kebebasan (119:3, 4). Upaya itu
mendatangkan kebaikan, keselamatan (119:6). Karena itu bertambahlah pengenalan
Pemazmur tentang TUHAN bahwa Ia “pengasih dan adil serta penyayang” (119:5).
Setelah kurang lebih dua tahun kedua belas murid belajar dari Tuhan Yesus, mereka
ditanya bagaimana pendapat mereka sendiri tentang Sang Guru. Setelah mendengar
beragam pengajaran Yesus dan melihat kasih serta kuasa-Nya, Rasul Petrus dengan yakin
berkata: “Engkau adalah Mesias!” (8:29). Pernyataan Petrus dipandang Tuhan tepat dan
benar, namun harus dirahasiakan dahulu. Setelah kebangkitan-Nya, pengakuan itu barulah
tepat diberitakan para murid (8:30).